SYUNAHOME~ Belajar Jadi Ibu ❤️

Anggota Institut Ibu Professional (IIP) Kalimantan Selatan

Jumat, 26 Januari 2018

#NiceHomeWork1 Matrikulasi IIP Kalsel: Adab Menuntut Ilmu & Jurusan Kehidupan

Assalamualaikum.

Well, sesudah lulus sekolah beberapa lama, akhirnya kemarin saya mendapatkan PR lagi. Dan bukan sembarangan PR lho! Tugas rumah yang satu ini benar-benar berhubungan dengan rumah karena merupakan salah satu bagian tugas matrikulasi saya di kelas Matrikulasi Ibu Professional Kalimantan Selatan Batch 5.


Yes, ini PR besar untuk menjadi Ibu yang lebih baik, Ibu Professional!


PR yang bertajuk Nice Home Work atau biasa disingkat dengan NHW ini membuat saya banyak merenung karena jawabannya nggak akan pernah saya temukan di buku pelajaran manapun.

Karena apa? Karena jawabannya ada dalam diri saya sendiri, ada dalam pikiran saya sendiri.

Saya nggak bisa nyontek. terlepas dari nggak ada yang pengen nyontekin saya (ya iyalah hahaha), saya juga nggak mau nyontek soal beginian. Orisinilitas jawaban itu penting karena meskipun pertanyaan yang diajukan itu cuma ada 4 biji.

Penasaran, bagaimana pertanyaan dan jawaban a la Saya? Yuk,baca terus!

1. Tentukan satu jurusan apa yang hendak ditekuni di universitas kehidupan ini?

Hmmmm... beneran luas ya bahasannya. Saya bener-bener mikir keras di pertanyaan pertama ini. hehe

Baiklah, kalau ada jurusan yang harus saya pilih, maka itu adalah jurusan menjadi ibu pembelajar, jurusan menjadi seorang lifetime learner. 

Karena dengan jurusan belajar, maka saya akan mendapatkan segala ilmu yang saya inginkan. Kehausan saya mungkin bisa hilang karena bisa terus menerus mereguk ilmu, namun tentunya dengan tetap tidak kehilangan identitas saya sebagai Ibu dari anak-anak saya.

Saya sebenarnya tidak yakin ini termasuk jurusan kehidupan. Tapi, inilah jurusan yang saya inginkan. Jadi boleh dong? :D

Dengan menjadi Ibu pembelajar, saya nggak akan membatasi diri saya dengan berkutat hanya dengan satu hal saja. 

Saya tetap bisa belajar menulis di blog.
Saya tetap bisa belajar ilmu fotografi.
Saya tetap bisa belajar editing.
Saya tetap bisa belajar bikin vlog.
Saya bisa belajar ilmu Parenting.
aya bisa belajar untuk meneruskan cita-cita menjadi Apoteker (uhuk).

Ah, banyak sekali!

Jadi, saya mantabkan diri saya untuk memilih jurusan Ibu Pembelajar.

2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Saya ingin punya ilmu yang banyak supaya bisa mengajari anak-anak saya yang pertama kali tentang ilmu tersebut. Terdengar agak maruk, ya? Tapi biarlah karena pada dasarnya memang begitu. :D

Saya ingin mengajari mereka Al-Fatihah yang pertama kali.
Saya ingin mengajari mereka Alphabet yang pertama kali.
Saya ingin mengajari mereka membaca yang pertama kali.
Saya ingin mengajari mereka menekan keyboard laptop yang pertama kali.
Saya ingin mengajari mereka menekan shutter kamera yang pertama kali.
Saya ingin mengajari mereka bernyanyi yang pertama kali.

Saya ingin mereka tau kelak, bahwa meskipun ibunya menikah di usia 19 tahun. Mereka tidak dilahirkan begitu saja tanpa usaha apa-apa untuk mendidiknya.

Ibunya, meskipun dengan kapasitas ilmu yang tidak terlalu besar, akan tetap belajar ilmu parenting dari buku-buku, youtube, seminar, organisasi. Semaksimalnya. Agar mereka menjadi manusia yang baik.

3. Apa strategi yang akan diterapkan untuk mempelajari ilmu jurusan tersebut?

1. Surround myself with friends with the same mission. 

Ngumpul dengan punya motivasi serupa. Bergabung di IIP adalah salah satu jalannya, yakni untuk menjadi seorang Ibu yang Proffesional.

Kenapa harus rame-rame?
Karena kadang kalau sendirian itu semangat cepat kendor. Nggak ada trigger yang akhirnya bikin kita merasa di zona aman melulu. Nggak ada tolak ukur atau target pasti yang bikin jadi termotivasi.

2. Catat setiap langkah,

Yes, ini juga salah satu caranya. karena dengan mencatat setiap perkembangan, kita sekaligus sudah mendokumentasikan pembelajaran dan ilmu yang kita dapat. 

Ali bin Abi Thalib bilang, ilmu harus diikat dengan tulisan. Jadi, disinilah saya, menulis untuk mengikat ilmu.

3. Buat rencana matang.

Nah, saat ini bisa dibilang rencana saya masih rada mentah. Belom welldone kayak masak steak.

Karena saya tipe orang yang bikin list kalau ngerjain sesuatu atau merencanakan sesuatu. Maka ngomongin strategi atau rencana, semakin rinci, saya semakin tenang karena merasa punya arah yang akan dituju. 

Orang bijak selalu bilang gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Dan saya nggak mau gagal Jadi nantikan strategi saya selengkapnya setelah benar-benar masuk kelas ya.

*kibas jilbab

4. Koreksi berkala.

Harus ada evaluasi. Misalnya per berapa minggu. Dibikin lagi reviewnya... Kalau sudah berhasil melakukan misi mungkin akan dapat reward seperti misalnya makan es krim cokelat favorit.

Kalau nggak berhasil harus ada punishment, misalnya baca buku 2x lebih banyak daripada jatah membaca harian.

5. Konsisten, tidak malas, tidak menunda-nunda

AHA! Ini dia poin terpenting.

Menjadi Ibu pembelajar artinya saya nggak boleh lagi malas-malasan, suka nunda-nunda kelamaan, atau menjadi plin-plan. Catet!

4. Perubahan sikap yang akan dilakukan dalam menuntut ilmu?

Yang pertama, saya akan memposisikan diri sebagai murid untuk bisa menyerap ilmu yang banyak bak sponge. 

Saya adalah kertas putih dan siap untuk menerima segala ilmu yang akan saya dapat.

Yang kedua, saya akan menghormati setiap petunjuk dan arahan ataupun masukan dari para pemberi ilmu.

Menghindari sikap sok tau atau merasa lebih hebat daripada siapapun.

Saya adalah Ibu pembelajar terbaik.

Saya pasti bisa!

***


Rantau, Sabtu 27 Januari 2018


Matrikulasi Batch #5 NHW #1
#Batch5_IIPKalSel_100%Lulus



Siti Zulaeha

Disqus Shortname

Comments system